Kapsul Energy Untuk Meningkatkan Peternakan

Meningkatkan peternakan dengan Kapsul Energy. 0838.5628.3234

Walaupun energi tidak berwujud, namun hidup dan kehidupan memerlukan energi untuk menyelenggarakan aktivitas, yang diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein.


Menurut Soeharsono, dkk. (Fisiologi Ternak, Widya Padjadjaran, 2010) khusus dalam bidang peternakan, ternak merupakan sumber energi untuk manusia sehingga sering disebut secondary producer, namun ternaknya sendiri hanya memperoleh sedikit sekali energi.

Pada prinsipnya, semua jenis hewan termasuk ternak dan ikan tidak mampu memanfaatkan radiasi sinar matahari untuk memperoleh energi. Oleh sebab itu, hewan mengambil molekul yang sudah dibentuk oleh tanaman sebagai sumber energi, termasuk mengatur penyimpanan dan penggunaaanya sehingga ada kelebihan energi untuk digunakan pada proses produksi.

Kapsul Energy mengatasi dengan membantu memaksimalkan memberi pasokan energi baik pada pakan maupun ternak itu sendiri.

Energi pakan yang dikonsumsi ternak dapat digunakan dalam 3 cara:

(1) menyediakan energi untuk aktivitas;
(2) dapat dikonversi menjadi panas;
(3) dapat disimpan sebagai jaringan tubuh.

Kelebihan energi pakan yang dikonsumsi setelah terpenuhi untuk kebutuhan pertumbuhan normal dan metabolisme biasanya disimpan sebagai lemak. Kelebihan energi tersebut tidak dapat dibuang (diekskresikan) oleh tubuh ternak.

Selama metabolisme zat makanan, terjadi kehilangan energi yang disebut Heat Increament. Sisa energi dari pakan yang tersedia bagi ternak untuk digunakan keperluan hidup pokok (maintenance) dan produksi disebut Energi Neto (EN).

Tidak dapat dipungkiri bahwa sejak lama peternak/peracik ransum menggunakan dua jenis data/kriteria dalam menilai kualitas nutrisi pakan (ransum atau bahan pakan) untuk ayam, yakni energi (metabolizable energy/ME) dan protein.

Nilai ME memberikan gambaran potensi pakan memenuhi kebutuhan energi ternak untuk hidup pokok dan produksi. Sementara itu, nilai protein kasar memberikan informasi awal potensi pakan memenuhi kebutuhan protein ternak, tidak hanya kebutuhan dasar (perbaikan sel/jaringan tubuh) tetapi juga produksi (daging dan telur).

Bisa dipastikan bila ME dan protein ransum hanya cukup untuk hidup pokok maka pertumbuhan ternak akan terlambat bahkan stagnan, demikian juga produksi ternak akan menurun bahkan berhenti. Riset membuktikan bahwa ayam cenderung makan lebih banyak bila kandungan ME ransum rendah (dan begitu sebaliknya) sehingga besar-kecilnya konsumsi energi akan menentukan asupan zat makanan keseluruhan, termasuk protein.

Oleh sebab itu rasio protein terhadap ME sering menjadi ukuran keseimbangan nutrisi ransum. Di kalangan industri, formulasi ransum unggas sudah mulai menggunakan data protein dan asam amino tercerna. Pengunaan data ini memang lebih realistis dari pada data protein (dan asam amino) total, namun data tersebut sulit diakses oleh peracik ransum mandiri. Tulisan ini mengulas keunggulan setiap tipe data (protein kasar vs. protein atau asam amino yang dapat dicerna) dan tolok ukur kecernaan protein pakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara Energi dan Metafisika

Kapsul Stamina Dan Penurun Kolesterol

Peluang Jadi Bos Ekspedisi