Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Kunci Sukses Theodore Roosevelt

Gambar
Pernah menjadi wakil presiden ketika presidennya William McKinley, Theodore Roosevelt meraih karier tertinggi dan menjadi presiden Amerika ke-26. Presiden yang dua kali menduduki jabatan puncak di negeri adidaya itu pernah berkata, “The most important single ingredient in the formula of success is knowing how to get along with people.” Itu ucapan luar biasa, dari orang yang luar biasa, yang membuat saya tercengang. Mencengangkan bahwa kemampuan bergaul dengan orang lain dia sebut sebagai “unsur tunggal yang paling penting bagi kesuksesan kita”. Mencengangkan, karena tadinya saya mengira bahwa yang menentukan kesuksesan kita adalah hal-hal seperti penguasaan keahlian teknis spesialisasi, tekad sekeras baja, dan lain-lain yang di antaranya adalah kemampuan bergaul dengan orang, plus integritas. Tapi, setelah saya renungkan, benar juga. Keahlian teknis spesialisasi dan tekad pun tak terlalu berguna kalau tidak disertai oleh kemampuan tinggi dalam pergaulan dengan sesama. Kalau benar b

Cerita Gunung

Gambar
Seorang anak dan ayahnya sedang berjalan diatas gunung. Tiba tiba, anaknya terjatuh, Dia terluka dan berteriak : "AAAhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!." Tetapi Ia sangat kaget mendengar ada suara pantulan dari gunung sebelah."AAhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!." Dengan penuh rasa penasaran, diapun kembali berteriak : "Siapa kamu?" Diapun menerima kembali jawaban yang sama : Siapa kamu?" dan kemudian dia berteriak ke gunung itu: "Saya mengagumimu!" dan suara itupun kembali : "Saya mengagumimu!." Dengan muka marah pada jawaban itu, dia berteriak : "Penakut" Dia masih menerima jawaban yang sama, "Penakut!." Dia menatap ayahnya dan bertanya : "Apa yang sedang terjadi?" Ayahnya sembari tersenyum dan berkata : "Sayang, perhatikan." Kembali ayah akan berteriak : "Kamu Juara." Diapun menerima jawaban yang sama : "Kamu Juara." Anak ini kembali kaget dan tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi, k

Wiro Sableng #99 : Wasiat Malaikat

Gambar
WIRO SABLENG Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Karya: Bastian Tito Episode : TUA GILA DARI ANDALAS SATU Setan Ngompol pegang lengan nenek di sebelahnya seraya berkata. "Aku melihat ada dinding batu di bawah sana. Mari kita selidiki...." sinenek yang bukan lain adalah Sinto Gendeng guru Pendekar 212 langsung mengomel. "Aku kemari mencari Pedang Naga Suci 212! Buat mengobati muridku yang sedang kapiran! Bukan untuk menyelidiki segala macam dinding! Lagi pula apa kau lupa. Sepasang naga kuning pasti berada di dalam telaga ini. Salah bergerak kita bisa jadi mangsa mereka!" "Memang kita harus hati-hati," ikut bicara Panji. "Selain sepasang naga dan Makhluk Api Liang Neraka bukan mustahil Kiai Gede Tapa Pamungkas memiliki makhluk peliharaan lain...." Ketiga orang tersebut saat itu berada dalam Telaga Gajahmungkur. Berkat ilmu yang diberikan Ratu Duyung mereka bukan saja sanggup berenang sampai jauh ke dasar telaga tapi luar biasanya juga

Hanya ini Yang Ku Punya

Gambar
Di dalam Qs Al Hujarat, 11 disebutkan bahwa memperolok olok orang lain termasuk perbuatan zalim, seharusnya mereka tahu, tapi sayang mereka yang sekolah di sini tidak pernah mau tahu, bagi mereka aku adalah objek yang bisa memuaskan tawa mereka”. “Ha.. ha ha.. ayo cepat kunci, kunci pintunya ki”, “Ya tenang.. tenang, beress gak bisa keluar sekarang dia Ben, ha.. ha”, suara ribut ribut di luar toilet itu benar-benar menggangguku, tapi aku langsung sadar jangan-jangan, “hai jangan di kunci pintunya berikan kuncinya, Beni, luki”. Teriakku dari dalam toilet. “Selamat bermalam di toilet Yu, ha.. ha. haa rasakan dasar cupu”. Sial ternyata ini sudah mereka rencanakan dari tadi, pantas saja dua kamar toilet yang lain tertutup sedang toilet yang di tengah kosong, jadi mereka sudah merencanakannya dari tadi, pantas kunci pintunya tidak ada, sial. “hai tolong.. tolong buka pintu nya”. Teriakku putus asa, Rasanya aku ingin menangis, ini sudah yang kesekian kalinya Beni dan geng nya mengerjai ku,

Wayang Indonesia

Gambar
Teet… teet… teet… {bel tanda masuk kelas berbunyi}. Tak seperti biasanya kali ini bu Eni {wali kelas kami} datang dengan seorang anak perempuan di sampingnya. “Anak anak hari ini di kelas kita akan kedatangan murid baru, Tasya silahkan perkenalkan dirimu” Kata bu Eni. “Hai! pekernalkan namaku Putri Anastasya, kalian bisa memanggilku Tasya, aku pindahan dari Jakarta” Kata Tasya sedikit malu malu. “Terima kasih Tasya, sekarang silahkan duduk di tempat yang kosong!” Perintah bu Eni. Saat mendengar kata kata bu Eni aku langsung terkejut, karena satu satunya tempat duduk yang kosong ada di sampingku. “Namaku Nissa, salam kenal” Kataku sambil mengulurkan tangan padanya. “Tasya, salam kenal juga” Balasnya sambil mengambil uluran tanganku. Beberapa jam kemudian… Saat pelajaran tengah dimulai, tiba tiba bapak kepala sekolah datang membagikan formulir kegiatan Ekstrakulikuler. “Kira kira, kamu pilih Extra yang mana, Tasya?” Tanyaku. “Dance modern k-pop dong… kalau kamu?” Tasya balik be

Abdiku Untukmu, Ibu

Gambar
Aku terbangun di pagi itu dengan penuh kedamaian. Ku dengar kicau burung dan mentari menambah hangat sambutan pagi. Aku Silvia, umurku 17 tahun sekarang. Ibuku seorang single parent. Ya, ayahku sudah di panggil yang maha kuasa ketika umurku masih 4 tahun. Segera aku bangun dan menuju ke kamar mandi, setelah itu memakai baju seragam, dan keluar dari kamarku. Aku menengok ibu yang sedang menyiapkan dagangannya. “Nak, sarapan dulu. Tuh makanannya udah Ibu siapin di atas meja,” kata Ibu. “Iya, makasih ya bu,” jawabku sambil tersenyum. Seselesainya aku sarapan, ku pakai sepatuku, kemudian pamit pada ibu. “Bu, Silvi pergi dulu ya. Assalamu’alaikum,” aku pamit pada Ibu sambil mencium tangannya. “Wa’alaikumsalam. Hati-hati di jalan ya nak,” kata Ibu. Kalimat itu selalu Ibu ucapkan sebelum aku pergi sekolah. Hari itu aku tidak merasakan hal yang aneh. Semua sama seperti biasanya. Namun hal yang mengejutkan terjadi ketika aku pulang sekolah. Ibuku tidak ada di rumah, tetanggaku bilang beli

Kontituen

Gambar
“Konstituen adalah seseorang yang secara aktif mengambil bagian dalam proses menjalankan organisasi dan yang memberikan otoritas kepada orang lain untuk bertindak mewakili dirinya. Seorang konstituen memberikan otoritas kepada pemimpin, bukan sebaliknya. Konstituen itu bisa pegawai/ bawahan, tetapi juga bisa konsumen, para pemegang saham, para pemasok, dan mitra bisnis lainnya, dan warga negara,” demikian Kouzes dan Posner (Credibility, 1993) mengusulkan istilah pengganti follower atau employee. Dan dalam buku tersebut, mereka merasa perlu menegaskan pentingnya seorang pemimpin untuk “menghargai para konstituen dengan segala perbedaannya” lewat paparan sepanjang 30 halaman. Definisi diatas menegaskan bahwa konstituen adalah pemegang otoritas yang sesungguhnya. Dan bila otoritas itu dipercayakan atau diberikan kepada orang lain, maka orang lain itu kita sebut pemimpin. Apa yang kemudian dapat dilakukan oleh sang pemimpin berdasarkan otoritas yang “dititipkan” kepadanya itu? Ia dapat b